Prestasi Perusahaan Sukanto Tanoto Dalam Upaya Pencapaian SDG PBB
Image Source: Aprilasia.com
|
Pendiri sekaligus Chairman Royal Golden Eagle (RGE), Sukanto Tanoto, mencanangkan prinsip kerja bagi segenap pihak di perusahaannya. Ia mewajibkan RGE supaya mampu berguna bagi masyarakat (Community), negara (Country), iklim (Climate), pelanggan (Customer), sehingga akan baik bagi perusahaan (Company).
Arahannya itu rupanya sejalan dengan
Sustainable Development Goals (SDG)
yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Secara umum, SDG berisi
tentang 17 tujuan yang harus dicapai oleh bangsa-bangsa di dunia pada tahun
2030. Target tersebut dihasilkan dari Sidang Umum PBB pada tanggal 25 September
2015 di New York, Amerika Serikat. Waktu itu ada 193 perwakilan negara yang
hadir dan menyetujui kelahiran SDG.
Di
dalam SDGs tercantum berbagai hal untuk kehidupan manusia di yang lebih baik.
Secara spesifik terdapat 17 tujuan yang harus dicapai. Lebih detail, dari semua
itu ada 169 target spesifik dan 232 indikator untuk mengukur keberhasilannya.
Agar
SDGs bisa tercapai, peran berbagai pihak sangat diperlukan. Jika pemerintah
saja maka dipastikan target sulit digapai. Untuk itu, swasta juga didorong
untuk berperan serta dalam pencapaiannya.
Dalam
hal inilah, Sukanto Tanoto mendorong RGE untuk mengambil
peran. Semua pihak diarahkan untuk ikut mendukung Target Pembangunan
Berkelanjutan tersebut. Ini yang akhirnya mendasari operasional berbagai
perusahaan di bawah RGE yang bersinggungan dengan pencapaian SDGs.
Salah
satu contohnya adalah APRIL Group. Perusahaan yang bergerak di sektor pulp dan kertas ini malah terbilang
aktif dalam mendukung pencapaian SDGs. Mereka melakukannya dengan banyak cara.
Pada akhirnya hal tersebut membuat mereka meraih penghargaan khusus.
Pada
7 Januari 2019 lalu, APRIL telah dinobatkan sebagai perusahaan terbaik di
bidang program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB pada acara Sustainable Business Award (SBAs)
Indonesia. Penghargaan ini diberikan atas upaya dan komitmennya dalam
menjalankan operasional bisnisnya secara strategis sejalan dengan kerangka
kerja global SDGs.
Saat
itu, Sihol Aritonang selaku Presiden Direktur Riau Andalan Pulp and Paper,
perusahaan yang beroperasi di bawah APRIL, menerima penghargaan dari Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia, Bambang Brodjonegoro, dan Presiden
Indonesia Business Council of Sustainable Development (IBCSD), Shinta Kamdani
di Jakarta. Bersamaan dengan itu, APRIL juga menerima Penghargaan Khusus
kategori Tanggung Jawab dan Etika Bisnis.
“Operasi
kami selaras dengan visi utama bisnis kami, yakni 5C. Artinya kami beroperasi
dengan baik yang berguna untuk masyarakat, negara, iklim, pelanggan kami yang
pada akhirnya untuk perusahaan. Nilai-nilai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
pun selaras dengan visi kami yang mengacu kepada kerangka pembangunan global
yang telah disahkan secara universal di 193 negara. Kami menanamkan kerangka
ini ke dalam cara kami melakukan bisnis,” ungkap Sihol.
Lebih
lanjut Sihol mengatakan, “Penghargaan ini adalah bukti atas upaya perusahaan
yang telah menghubungkan strategi dan kontribusi kami terhadap
prioritas-prioritas di tingkat lokal, nasional dan global. Kami lalu
menerjemahkannya ke dalam tindakan di lapangan yang memberikan dampak
langsung.”
SBA
bukan ajang sembarangan. Perhelatan yang diselenggarakan oleh Global
Initiatives melalui kerjasama dengan IBCSD dan perusahaan jasa profesional PwC
ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan praktik bisnis berkelanjutan
terbaik. Diharapkan momen ini bisa juga menunjukkan bagaimana bisnis yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan, lingkungan, serta seluruh pemangku kepentingan.
“Penghargaan
SBA ini membuktikan bahwa ada banyak perusahaan yang beroperasi di Indonesia,
seperti APRIL, yang memiliki fokus khusus pada peningkatan kinerja mereka,
dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan SDG yang ditetapkan oleh PBB,” ujar
Shinta.
LANGKAH APRIL UNTUK SDG
Image Source: Aprilasia.com
|
APRIL memang pantas untuk memperoleh penghargaan SBA. Banyak upaya yang mereka lakukan untuk mendukung pencapaian SDG. Namun, hal tersebut bukan sekadar demi raihan sebuah trofi. Lebih dari itu, operasional perusahaan memang dijalankan dalam kerangka kerja yang dicanangkan oleh pendirinya, Sukanto Tanoto. Kebetulan hal tersebut selalu seiring dengan SDGs.
Sebagai contoh nyata, APRIL bersama
PwC sudah menentukan tolok ukur perusahaan atas kontribusinya di bidang sosial,
lingkungan, dan ekonomi terhadap SDGs. Rumusan tersebut kemudian dijadikan
panduan dalam pengambilan keputusan, strategi, dan program perusahaan yang
mendukung pembangunan berkelanjutan.
Bukan
hanya itu, sebelumnya APRIL telah berkolaborasi dengan Tanoto Foundation yang
menggandeng UNDP dan pemerintah provinsi Riau untuk membuat kerangka kerja tata
kelola guna mengimplementasikan SDGs di tingkat kabupaten.
Saat
itu, dalam rentang antara Oktober 2015 sampai dengan Februari 2017, program
pilot multi-partner yang memperhitungkan SDGs dalam setiap perencanaan dan
strategi pertumbuhan telah dilakukan di tingkat provinsi. Langkah tersebut
membuat tiga kabupaten di Riau mampu mengoptimalkan pendekatan pengentasan
kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
Sebagai
kontrol, program ini juga didukung oleh target, indikator, dan dasbor untuk
mengelola segala perkembangan yang terjadi. Adapun beberapa target yang telah
diraih antara lain mengalihkan kepemilikan kepada pemangku kepentingan lokal
dan mengamankan perluasannya ke empat kabupaten hingga 2020.
Demi
mendukung pencapaian SDGs, unit bisnis APRIL, PT Riau Andalan Pulp & Paper
(RAPP) juga memilih bergabung dengan Indonesia Global Compact Network (IGCN).
Langkah tersebut sudah dilakukan pada 16 November 2018.
Diluncurkan
pada 8 April 2006, ICGN merupakan jaringan Global Compact Network di Indonesia.
Mereka terdiri dari 22 perusahaan dan organisasi yang berkomitmen penuh untuk
mendukung pencapaian United Nations Global Compact Principles.
Hal-hal
tersebut berkaitan erat dengan pencapaian SDGs. Di dalamnya terdapat Sepuluh
Prinsip UN Global Compact yang diturunkan dari berbagai kesepakatan penting.
Mulai dari Pernyataan Umum Hak-Hak Asasi Manusia), Undang-Undang
Ketenagakerjaan Organisasi Buruh Internasional, Pernyataan Lingkungan dan
Pembangunan Rio, hingga Konvensi PBB Menentang Korupsi.
Sebagai
anggota, RAPP punya komitmen untuk selalu memasukkan Sepuluh Prinsip UN Global
Compact di dalam strategi, kebijakan, dan prosedur perusahaan. Beberapa di
antaranya selaras dengan SDGs, yakni Hak Asasi Manusia, Standar
Ketenagakerjaan, Lingkungan, dan Anti-Korupsi.
“Menjadi
anggota ICGN merupakan sebuah pencapaian penting. Ini sekaligus menekankan
aspek-aspek keberlanjutan yang telah diterapkan perusahaan dalam operasinya di
Indonesia serta upaya kami menggabungkan Sepuluh Prinsip SDGs,”kata Sihol.
Sebelum
RAPP, APRIL juga telah lebih dulu bergabung dengan UN Global Compact. Bukan itu
saja, perusahaan Sukanto Tanoto ini juga tercatat sebagai anggota Global
Compact Network Singapore.
Itulah
sejumlah langkah yang diambil oleh APRIL dalam mendukung pencapaian SDGs.
Kegiatan-kegiatan tersebut memang sejalan dengan visi perusahaan yang
dicanangkan oleh Sukanto Tanoto.
Saat
ini APRIL tercatat sebagai salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di dunia. Setiap tahun, mereka mampu
menghasilkan pulp hingga 2,8 juta ton. Hal itu masih ditambah dengan produksi
kertas sebesar 1,15 juta ton dalam kurun waktu yang sama.
Dalam melakukan operasionalnya, APRIL menjalankan arahan Sukanto Tanoto untuk selalu memberi manfaat
kepada berbagai pihak. Mereka melakukan perlindungan alam dengan menjaga 250
ribu hektar hutan dengan nilai konservasi tinggi. Bukan itu saja, APRIL juga
mendukung program Restorasi Ekosistem Riau yang memulihkan lahan gambut seluas
160 ribu hektar.
Posting Komentar
Posting Komentar